Ilmu Alamiah Dasar


Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor”


Di susun oleh :
Elfi Widya Haryanti (53214490)
Muhammad Rizky Adiyanto (57214511)
Nur Huda Fauzan (58214166)
Prihastuti Setyorini (58214514)
Thessy Asterina (5D214178)

Kelas : 1DF01



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang sering disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak hanya dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini, tetapi juga dampak-dampak negatif. Misalnya saja, berkat adanya kemajuan iptek manusia tak perlu lagi berjalan kaki untuk menempuh perjalanan yang jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda motor dan mobil yang mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat. Namun asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, pembakaran hutan  juga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca meningkat.
           
Masalah lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya  temperatur rata-rata permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur bumi naik hingga 0,6 derajat celcius. Lalu kembali menurun 0,3 derajat celcius dari tahun 1940-1975. Kemudian naik secara perlahan-lahan sejak tahun 1975.
                                                                                                                 
Masalah-masalah lingkungan ini makin lama makin bertambah, terlebih saat ini berhembus masalah yang lebih besar mengenai global warming dan efek rumah kaca.

B.     Tujuan

Tujuan secara umum adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemanasan Global ini telah terjadi? dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda Tanya bagi manusia. Karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya.

            Jika pemanasan Global ini terjadi maka efek yang ditimbulkan bukan hanya di alami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air atau dan sebagainya.

Oleh karena itu melalui karya ilmiah ini diharapkan agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan Global seperti mengadakan kegiatan pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain. Maka dari itu kami tertarik untuk membahas “Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor”.



BAB II
PEMBAHASAN

Karbondioksida (CO2) adalah salah satu jenis gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Hutan mempunyai kemampuan untuk menyerap karbondioksida. Untuk memaksimalkan fungsi hutan khususnya hutan kota sebagai penyerap CO2, maka diperlukan tanaman yang mempunyai kemampuan serapan CO2 yang maksimal.

Kebun raya bogor memiliki 223 famili, 3.416 jenis, dan 13.667 spesimen. Dalam penelitian ini dihitung kemampuan serapan CO2 pada 25 jenis tanaman hutan kota yaitu : flamboyan, johar, merbau pantai, asam, kempas, sapu tangan, bunga merak, cassia, krey payung, matoa, rambutan, tanjung, sawo kecik, angsana, dadap, trembesi, saga, asam kranji, mahoni, khaya, pingku, beringin, nangka, kenanga, dan sirsak sehingga dapat ditentukan jenis pohon dengan daya serap yang tinggi. Metode yang digunakan adalah konversi dari karbohidrat yang dihasilkan dari proses fotosintesis. Faktor penting yang diukur berdasarkan data primer adalah luas daun, jumlah daun tiap pohon dan umur pohon. Untuk menaksir kemampuan serapan karbondioksida di Kebun Raya Bogor menggunakan pendekatan median dan taksonomi.
Nilai daya serap karbondioksida berbanding lurus dengan persentasi penyerapan karbohidrat.

Perbedaan daya serap karbondioksida tiap cm2 dipengaruhi oleh luas daun tiap helai, ukuran dan kerapatan stomata. Jenis tanaman hutan kota di Kebun Raya Bogor yang memiliki daya serap karbondioksida tiap luas daun terbaik berdasarkan metode karbohidrat adalah kenanga, sirsak, bunga merak, johar, flamboyan, dadap, saga, trembesi,sawo kecik, beringin, tanjung.

Kemampuan serapan karbodioksida tiap pohon dipengaruhi oleh jumlah daun. Pada klasifikasi umur <50 tahun, daya serap karbondioksida tertinggi adalah sirsak (25.4 g/pohon/jam) dan kenanga (22.6 g/pohon/jam). Pada klasifikasi 50-100 tahun, daya serap karbondiksida teringgi adalah cassia(1280 g/pohon/jam) dan beringin (622 g/pohon/jam). Pada klasifikasi > 100 tahun, daya serap karbondioksida tertinggi adalah trembesi (66.3 g/pohon/jam) dan krey payung (11.3 g/pohon/jam).

Daya serap karbondioksida Kebun Raya Bogor menggunakan pendekatan median adalah 0.11 ton/jam sedangkan menggunakan pendekatan taksonomi adalah 0.54 ton/ jam. Hasil ini mengindikasikan bahwa Kebun Raya Bogor mempunyai fungsi sebagai penyerap karbondoksida. Oleh karena itu, keberadaan kebun raya memungkinkan sebagai rosot karbon di wilayah Bogor. Hal ini memantapkan Kebun Raya Bogor sebagai hutan kota yang berfungsi untuk menyerap karbon, menghindarkan efek pulau bahang, dan menciptakan iklim mikro.

Tumbuhan/tanaman dalam kehidupan sehari-hari melakukan apa yang disebut fotosintesis. Dalam ptoses itu selain diproduksi zat organik juga menghasilkan gas oksigen. Banyak manfaat dari tanaman ini, yaitu :

a.       Tanaman menghasilkan zat organic yang berfungsi segai bahan makanan (misalnya beraneka ragam buah-buahan).
b.      Tanaman menghasilkan kayu untuk bahan bangunan, industri mebel, kertas, kayu lapis, lantai,  dan lain-lain.
c.       Tanaman berguna untuk peneduh dan penyegar lingkungan di jalan-jalan, perkantoran, pemukiman, di kota dan di desa.
d.      Tanaman memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan (lihat jenis-jenis pohon penghijaun di kota-kota dan tanaman hias).
e.       Tanaman memberikan keindahan alam sehingga menambah eksotisme suatu tempat tujuan wisata.

Kebun Raya sangat penting artinya untuk sebuah kota khususnya untuk paru-paru kota, mobil, manusia yang jumlahnya sangat banyak mengeluarkan gas buang Karbon Oksida (CO), pohonan siang hari membutuhkan gas CO untuk proses metabolisme dan mengeluarkan gas Oksigen malam hari terbalik, makanya jangan ke kebun raya malam hari anda akan terasa mengantuk.

Kebun raya Bogor dipergunakan untuk :
1. Tamasya / rekreasi warga Jakarta dan sekitarnya.
2. Penelitian botani / tumbuhan
3. Paru-paru kota
4. Keindahan Istana Negara yang letaknya bersatu dengan kebun raya Bogor.
5. Rumah satwa seperti : burung, kijang, tupai dan lain lain nya.
6. Tempat pelestarian tumbuhan
7. Tempat sarana pendidikan lingkungan
8. Pusat konservasi

Ada pula manfaat dari sisi ekologi, yaitu :
1.      Menjaga resapan air
2.      Menjaga resapan tanah
3.      Menjaga kelembaban
4.      Menjaga temperatur udara
Limbah-limbah kayu dan daun yang sudah mati biasanya di daur ulang untuk kompos, dan sebagian di simpan di Herbarium (koleksi mati) dan bisa juga untuk kayu bakar.

Pada hari Minggu dan hari libur, Kebun Raya Bogor sangat ramai dengan pengunjung.
Daftar Tarif Kebun Raya Bogor :
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 106 Tahun 2012, Tanggal 24 Desember 2012, mulai 1 Maret 2013 berlaku tarif masuk bagi pengunjung Kebun Raya Bogor sebagai berikut :
  * Tiket Masuk Rp. 14.000,- / orang.
  * Tiket Khusus Wisatawan Asing Rp. 25.000,- / orang.
  * Kendaraan Keliling Roda 4 Rp. 30.000,-.
  * Parkir Kendaraan Roda 2 Rp. 5.000,-.
  * Tiket Sepeda Keliling Rp. 5.000,-
Tiket masuk sudah termasuk Asuransi Jasa Raharja Distribusi Pemkot dan Masuk Museum Zoologi.

Pada Hari Minggu dan Hari Libur semua jenis kendaraan dilarang masuk.
Saat ini Kebun Raya Bogor diambil alih dan di kelola oleh  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).


BAB III
DATA OBSERVASI 







                                                       

BAB IV
KESIMPULAN

Masalah lingkungan adalah berbicara tentang kelangsungan hidup (manusia dan alam). Melestarikan lingkungan sama maknanya dengan menjamin kelangsungan hidup manusia dan segala yang ada di alam dan sekitarnya. Sebaliknya, merusak lingkungan hidup, apapun bentuknya, merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hidup alam dan segala isinya, tidak terkecuali manusia. Allah SWT telah memberikan fasilitas daya dukung lingkungan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, dalam perspektif hukum Islam dapat dinyatakan bahwa status hukum pelestarian lingkungan adalah wajib bagi setiap individu. Dengan demikian, manusia dituntut untuk selalu membiasakan dirinya agar bersikap ramah terhadap lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar